Bagaimana sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran?
Sumber gambar, Reuters
Israel telah melancarkan apa yang disebut sebagai "serangan terukur" terhadap sasaran militer di Iran, yang diklaim sebagai respons atas serangan hampir 200 rudal balistik yang ditembakkan Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu.
Garda Revolusi Iran mengatakan serangan yang mereka lakukan sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin kelompok milisi yang disokong Iran—Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah terus menembakkan roket melintasi perbatasan Israel di utara setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang dibalas dengan invasi Israel ke Gaza.
Konflik yang meningkat ini memberikan tekanan pada hubungan di seluruh dunia, termasuk antara negara-negara besar.
Amerika Serikat (AS) telah menyatakan dukungannya terhadap Israel—namun apa yang dipertaruhkan bagi Rusia dan China, serta bagaimana mereka merespons konflik terbaru di Timur Tengah ini?
Setelah Serangan Balasan Israel ke Iran
Israel melakukan serangan balasan ke Iran, Jumat (19/4) pagi. Langkah ini cukup mengejutkan karena sekutunya, Amerika, telah menyatakan tak akan ikut.
China: Mendukung Iran tanpa terlibat dalam konflik
China dan Iran telah lama menjalin hubungan baik, mulai dari hubungan diplomatik hingga ekonomi.
Kini, setelah Israel menyerang Iran, posisi China diperkirakan tidak akan berubah secara drastis.
Beijing kemungkinan akan terus menawarkan sokongan yang retoris kepada Iran, seraya mempertahankan jarak yang aman agar tidak terbawa dalam konflik yang lebih luas.
Ketika dimintai tanggapan terkait serangan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober lalu, juru bicara kementerian luar negeri China sama sekali tidak menyebut Iran, namun mengatakan bahwa Beijing menentang "pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon"—merujuk pada invasi Israel ke Lebanon.
Juru bicara tersebut menggambarkan Gaza sebagai "akar masalah dari ketegangan di Timur Tengah".
Sumber gambar, Getty Images
Sikap serupa juga jelas terlihat dalam pernyataan resmi Beijing, termasuk media pemerintah, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober—yang tidak dikutuk oleh China.
Beijing telah berulang kali menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata. Negara itu juga menyokong Palestina dan Lebanon, baik secara diplomatis maupun dengan bantuan kemanusiaan.
Namun, apakah konfrontasi antara Israel dan Iran ini akan memicu retorika yang lebih kuat dari China?
China memiliki investasi yang signifikan di Israel, terutama di sektor infrastruktur dan teknologi, dan telah mempertahankannya selama konflik.
China mungkin ingin menghindari risiko mengasingkan Israel sebagai mitra ekonomi dengan lebih menyelaraskan diri dengan Teheran.
Dalam serangan balasan ini, Israel tidak menyerang infrastruktur minyak Iran, namun tak menutup kemungkinan serangan Israel pada masa mendatang akan menyerang fasilitas-fasilitas ini.
China sangat bergantung pada impor minyak mentah dan sekitar 90% ekspor minyak mentah Iran ditujukan ke China menurut S&P Global, sebuah perusahaan informasi keuangan.
Jika serangan balasan Israel merusak infrastruktur minyak dan memengaruhi ekspor tersebut, Beijing kemungkinan besar akan lebih lantang mengecam tindakan Israel.
China tetap menjadi satu-satunya negara yang membeli minyak dari Iran meskipun ada sanksi AS, juga menjadi perantara kesepakatan yang memulihkan hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi pada 2023.
Laporan media yang mengutip pejabat AS mengungkap bahwa Washington telah meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Teheran—misalnya untuk mengendalikan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman yang telah menyerang rute pelayaran di Laut Merah.
Sumber gambar, Getty Images
Meskipun ada permintaan lebih lanjut dari Washington, Teheran tidak menanggapi permintaan Beijing, dan China tidak mungkin mengindahkan permintaan tersebut, terutama yang datang dari AS.
Justru, China akan memanfaatkannya sebagai kesempatan lain untuk mengkritik AS dan meningkatkan pengaruh globalnya untuk lebih mendukung perjuangan Palestina secara lebih vokal, selaras dengan dukungan negara-negara di belahan bumi selatan.
Ada sedikit risiko bagi China untuk mempertahankan status jaga jaraknya saat ini. Bagaimanapun, Beijing masih dapat beralih ke eksportir minyak utama lainnya, seperti Arab Saudi atau Rusia jika diperlukan.
Pada akhirnya, apa pun bahasa yang kita dengar dari Beijing dalam beberapa hari mendatang, China tidak mungkin terlibat lebih dalam dalam konflik tersebut.
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Metrotv © Copyright 2007 - 2024. All Rights Reserved
Hubungan Iran dan Israel semakin memanas usai serangan di Damaskus, Suriah. Serangan Iran kali ini sebagai respons atas seragan Israel pada 1 April. Simak berita terbaru hanya di sini.
© 2007 - 2024 Okezone.com,
Bendera Iran diperkenalkan pada 29 Juli 1980 sebagai simbol perubahan Iran menjadi sebuah republik Islam setelah Revolusi Islam Iran. Latar bendera adalah sebuah triwarna dengan jalur hijau, putih, dan merah dari atas ke bawah. Bendera Iran sebelumnya memiliki warna yang berbeda dalam bentuk Singa dan Matahari.[1]
Sesuai dengan konstitusi tahun 1980 setelah Revolusi Islam Iran, parlemen Iran menggantikan lambang Singa dan Matahari dengan lambang merah di tengah bendera. Lambang yang dirancang oleh Hamid Nadimi dan disetujui secara resmi oleh parlemen dan Ayatullah Khomeini ini adalah perpaduan dari berbagai unsur-unsur Islam: empat bulan sabit dan sebilah pedang membentuk sebuah monogram Allah yang menumpang tindih bacaan syahadat: lā ʾilāha ʾillà l-Lāh (Tiada Tuhan Selain Allah).[2] Dari kanan ke kiri, sabit pertama membentuk huruf alif, sabit kedua membentuk huruf lam pertama, bilah pedang membentuk huruf lam kedua, dan sabit ketiga dan keempat membentuk huruf ha. Terdapat juga sebuah tasydid di atas bilah pedang yang berbentuk menyerupai huruf W. Secara keseluruhan, lambang ini dirancang menyerupai bunga tulip untuk mengenang orang-orang yang mati untuk Iran dan melambangkan patriotisme, sesuai dengan legenda kuno yang menyatakan bahwa bunga tulip merah akan tumbuh dari darah martir.
Bacaan takbir (Allahu Akbar) ditulis dalam aksara kufi 22 kali di tepi garis hijau dan merah. Hal ini melambangkan panggilan takbir pada malam 22 Bahman (11 Februari 1979) yang menandai perubahan Iran menjadi sebuah republik Islam. Pada malam itu, radio nasional Iran menyiarkan: "Dari Teheran, suara Republik Islam Iran". Bacaan takbir ini membuat bendera Iran tidak dapat dilihat terbalik.
Di dalam kebudayaan Iran, warna hijau melambangkan pertumbuhan, kebahagiaan, persatuan, alam, semangat, dan bahasa Persia. Dalam sejarah, bangsa Persia menggunakan bendera segitiga berwarna hijau dan putih. Setelah Koresh yang Agung dari Persia (Pars) mengalahkan kakeknya, Astyages dari Medes (Mada) dan menyatukan tanah Persia dan Medes, ia membentuk bendera baru yang tersusun atas warna hijau, putih, dan merah, sebuah fondasi untuk bendera Iran dimasa selanjutnya. Warna hijau juga dapat melambangkan Islam, agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Iran.
Warna putih melambangkan perdamaian.
Warna merah melambangkan kesyahidan. Di dalam kebudayaan Iran, warna ini melambangkan keberanian, api, kehidupan, cinta, kehangatan, dan kecanggihan. Dalam sejarah, bangsa Medes menggunakan bendera segitiga berwarna merah dan putih.
Rusia: Aliansi yang praktis, tapi berfokus pada Ukraina
Rusia dan Iran bukanlah sekutu yang resmi, namun hubungan mereka kian erat selama beberapa tahun terakhir dan saat ini mereka sedang melakukan finalisasi kesepakatan "kemitraan strategis".
Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada 11 Oktober lalu, keduanya berbicara tentang kedekatan mereka dalam agenda-agenda dunia.
Iran saat ini menjadi sekutu Rusia dalam perang di Ukraina. AS dan Inggris mengeklaim bahwa Iran memasok Moskow dengan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak.
Iran membantah tudingan bahwa negara itu memasok rudal balistik ke Iran, kendati anggota parlemen Iran mengatakan senjata-senjata itu dibarter dengan impor makanan dari Rusia ke Iran.
Angkatan udara Iran tertekan selama bertahun-tahun karena sanksi, dan tampaknya Rusia baru-baru ini mengirimkan setidaknya satu pesawat ke negara itu, menurut Janes Defence.
Sumber gambar, Sputnick / Getty
Sebagai imbalan atas pengiriman senjata, Moskow diperkirakan—setelah serangan Israel terhadap Iran—akan memblokir resolusi PBB yang kritis terhadap Iran.
Bagi Rusia, konflik di Timur Tengah membantu mengalihkan perhatian negara-negara Barat dari perang di Ukraina, tempat pasukan Rusia telah membuat kemajuan bertahap di garis depan dalam beberapa bulan terakhir.
Bagaimanapun, Kremlin akan memperhatikan potensi pengaruh serangan Israel terhadap infrastruktur transportasi di Iran.
Rusia saat ini dijatuhi sanksi internasional yang berat dan hanya memiliki rute yang terbatas untuk mendistribusikan minyaknya—salah satu tujuannya adalah India dengan melintasi Iran.
Adapun Teheran menyokong sejumlah poros pasukan di Timur Tengah, termasuk kelompok milisi Hizbullah di Lebanon, dan Hamas di Gaza.
Moskow tampak kian mendekat ke Hamas, dengan salah satu delegasi pemimpin senior kelompok milisi tersebut berkunjung ke Rusia tahun ini.
Namun, kendati Rusia membutuhkan Iran lebih dari negara itu membutuhkan Israel, Rusia tetap berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan keduanya.
Sementara Israel, meskipun mengkritisi invasi Rusia ke Ukraina dan aliansinya dengan Iran, sejauh ini menolak memasok Ukraina dengan peralatan militer kendati ada permintaan dari negara itu.
Rusia mungkin menganggap bahwa jika Israel semakin berpihak pada Iran, maka Israel akan mulai mengirim senjata ke Ukraina sebagai balasannya—meskipun perang besar di Timur Tengah dapat membatasi kemampuan Israel untuk melakukannya.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Kepentingan Rusia dan Iran juga berbenturan di Kaukasus Selatan, pusat perdagangan dan energi utama bagi Rusia ketika negara itu tak leluasa bergerak di bawah sanksi.
Azerbaijan, negara terkaya dan terpadat di kawasan itu yang berbatasan dengan Rusia dan Iran telah sepakat untuk mengembangkan koridor transportasi utara-selatan untuk meningkatkan konektivitas jalan raya, rel kereta api, dan pengiriman barang antara keduanya.
Akan tetapi, Azerbaijan juga memiliki hubungan militer yang erat dengan Israel, yang telah lama memasok tentaranya dengan pesawat nirawak dan senjata canggih lainnya.
Pada September 2023, Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan dengan Armenia, mengakhiri tiga dekade kekuasaan etnis Armenia.
Data pelacakan penerbangan yang dianalisis oleh kantor berita Associated Press menunjukkan lonjakan pengiriman senjata dari Israel menjelang operasi tersebut.
Iran juga menuduh Azerbaijan di masa lalu membiarkan Israel menggunakan fasilitas militernya untuk memata-matai Iran—yang kemudian dibantah Azerbaijan.
Bagi Rusia, hubungan ini mungkin berarti bahwa negaranya harus berhati-hati jika serangan Israel terhadap Iran memberi tekanan pada hubungannya dengan Azerbaijan.
Namun dalam konflik ini, seperti di tempat lain, Rusia juga akan mengikuti jejak China.
Moskow sangat bergantung pada China dalam hal teknologi, politik, dan strategis—terutama untuk impor elektronik dan komponen persenjataannya.
Ketika China menyatakan kekhawatirannya, kita dapat berharap Rusia akan mendengarkan.
Kekaisaran Iran Sasaniyah
Bendera Safawiyah dibawah pemerintahan Ismail I
Bendera Safawiyah dibawah pemerintahan Tahmasp I
Bendera Safawiyah setelah pemerintahan Ismail II
Bendera Iran selama pemerintahan Agha Khan
Bendera Nasional antara 1848-1852
Bendera Nasional antara 1852-1907
Bendera Nasional antara 1907-1933
Bendera Nasional antara 1933-1964
Bendera Nasional antara 1964-1980
Bashar al-Assad telah lengser. Kelompok oposisi sedang memegang kendali Suriah. Rusia dan Iran telah kehilangan cantolan pengaruh di negara itu.
Namun, ketika rezim Assad sudah tumbang, mengapa Israel, Turki, dan Amerika Serikat masih terus melancarkan serangan udara ke sana. Kepentingan apa yang dimiliki negara-negara asing itu di Suriah?
Negara-negara besar selama berabad-abad bertempur guna mendapatkan pengaruh di wilayah yang kini dikenal sebagai Suriah itu. Secara geografis, posisi Suriah memang strategis. Letaknya berada di persimpangan di kawasan Timur Tengah, membentang dari Laut Tengah hingga Sungai Eufrat.
Dalam perang saudara di Suriah yang berlangsung selama 13 tahun, Iran, Rusia, dan kelompok Hizbullah dari Lebanon mendukung rezim Assad.
Sementara AS dan Turki mendukung berbagai kelompok oposisi lain yang banyak bermunculan di sana. Adapun Israel mempunyai kepentingan sendiri, yaitu melindungi diri dan dicurigai ingin memperluas wilayah kekuasaan.
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin gerakan oposisi dalam menggulingkan Assad, menghadapi tugas berat untuk membangun kembali dan menjalankan negara yang hancur oleh perang dengan korban hampir setengah juta warganya itu.
Suriah juga akan membutuhkan bantuan miliaran dollar AS karena ekonomi negara yang terpuruk.
AP PHOTO/GHAITH ALSAYEDLapangan Umayyah di pusat Damaskus saat warga Suriah mengibarkan bendera revolusi untuk merayakan hari kedua pengambilalihan kota oleh kelompok oposisi, Senin (9/12/2024).
Langkah pertama HTS dalam masa transisi ini adalah membebaskan para tahanan dari penjara-penjara rezim Assad, termasuk dari penjara Sednaya yang sering disebut sebagai rumah jagal manusia.
Pada Selasa (10/12/2024), Ahmed al-Sharaa, yang lebih dikenal sebagai Abu Mohammed al-Golani, pemimpin HTS, mengatakan bahwa otoritas yang baru akan mengumumkan daftar mantan pejabat senior yang terlibat dalam penyiksaan rakyat Suriah.
”Kami akan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberikan informasi tentang perwira tinggi militer dan keamanan yang terlibat dalam kejahatan perang,” kata Golani dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Rezim Assad, yang telah berkuasa sejak 1971, dikenal sebagai salah satu dinasti paling kejam di Timur Tengah. Ratusan ribu tahanan politik ditahan dalam kondisi yang mengerikan. Banyak tahanan dibunuh dalam eksekusi massal selama perang saudara.
Kini, setelah serangan kilat kelompok oposisi yang meruntuhkan pemerintahan Assad, negara-negara asing terus berebut pengaruh dalam era baru negara itu. Namun, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, langit Suriah kosong dari pesawat pengebom Suriah dan Rusia.
Pasca-Assad lengser, serangan dilancarkan terus oleh Israel, Turki, dan Amerika Serikat.
Turki memiliki dua kepentingan utama di Suriah, yaitu suku Kurdi dan isu pengungsi. Suriah timur adalah rumah bagi populasi etnis Kurdi yang cukup besar. Bagi Pemerintah Turki, kelompok ini dinilai sebagai ancaman karena dianggap bersekutu dengan kelompok separatis Kurdi di kawasan Turki sendiri.
Turki juga menampung hampir 4 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari penganiayaan rezim Assad. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin mereka keluar dari Turki dan kembali ke Suriah.
AFP/Ozan KOSESeorang bocah Suriah yang tinggal di Turki menunggu dengan barang-barangnya di gerbang perbatasan Cilvegozu sebelum memasuki Suriah di Distrik Reyhanli di Hatay, Senin (9/12/2024).
Ankara juga berjanji untuk membantu para migran Suriah di Turki. Sejak tergulingnya Assad, ratusan ribu pengungsi telah berkumpul di perbatasan Turki untuk kembali ke tanah air mereka.
Turki dulunya merupakan pusat Kekaisaran Ottoman yang wilayahnya mencakup sebagian besar Suriah. Selama perang saudara, Turki mendukung kelompok oposisi yang menguasai wilayah di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Salah satunya adalah HTS.
Tak jelas apakah Turki menyetujui serangan kelompok tersebut.
Hubungan terdekat Ankara dengan Damaskus adalah Tentara Nasional Suriah (SNA). Kelompok oposisi ini berfungsi hampir sebagai pasukan proksi bagi Turki. Di masa lalu, pimpinan kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka menerima dana dan senjata dari Ankara.
Sebagai balasannya, SNA mencegah suku Kurdi di Suriah mendekati perbatasan Turki. Saat HTS menguasai Damaskus, pertempuran berkobar antara SNA dan milisi Kurdi di Suriah timur laut, yang berpusat di kota Manbij. Kota Manbij dikuasai milisi Kurdi di dekat perbatasan dengan Turki. Milisi Kurdi didukung oleh AS.
Berbatasan langsung dengan Suriah sepanjang 911 kilometer, Turki adalah kekuatan asing dengan akses dan pengaruh terbesar di Suriah. Selepas Assad tumbang, ada kemungkinan serangan Turki terhadap milisi Kurdi di Suriah semakin besar. Begitu pula, peluang kembalinya para pengungsi Suriah dari Turki.
Turki telah menegaskan tidak akan membiarkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) serta Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengambil keuntungan dari situasi di Suriah saat ini.
AP PHOTO/POOL PHOTO/AHMAD AL-RUBAYEPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat berada di Baghdad, Irak, 22 April 2024.
Meskipun mendukung oposisi Suriah, Erdogan bersikeras bahwa Turki tidak berminat untuk memperluas jangkauannya ke Suriah. ”Turki tidak mengincar wilayah negara lain,” katanya.
”Satu-satunya tujuan operasi lintas batas kami adalah untuk menyelamatkan tanah air kami dari serangan teroris,” ujar Erdogan mengacu pada serangan yang menargetkan milisi Kurdi, Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang bermarkas di Suriah timur laut.
Kepentingan Turki di Suriah bersaing dengan kepentingan Israel. Namun, kedua negara telah menetapkan batas mereka.
Israel telah berperang tiga kali dengan Suriah. Mereka sekarang menguasai sebagian besar wilayah pegunungan di barat daya Suriah yang dikenal sebagai Dataran Tinggi Golan.
Aneksasi Israel di wilayah itu tak diakui oleh PBB dan komunitas internasional. Hanya AS, yang ditetapkan pada era Presiden Donald Trump, mengakui penguasaan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Selama perang saudara Suriah, Israel berkali-kali melancarkan serangan udara terhadap gudang senjata dan personel Iran dan Hizbullah di Suriah. Pada April 2024, misalnya, Israel mengebom gedung Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menewaskan pejabat senior militer dan intelijen Iran.
AFP/Menahem KAHANATentara Israel berjalan menaiki bukit di dalam zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari wilayah Suriah lainnya, Senin (9/12/2024), sesaat setelah Bashar al-Assad terguling di Suriah.
Dalam beberapa jam setelah jatuhnya rezim Assad, Israel mengerahkan pasukan ke Dataran Tinggi Golan dan maju melampaui zona demiliterisasi. Tindakan militer ini merupakan upaya pertama Israel memasuki wilayah Suriah secara terbuka sejak Perang Oktober 1973.
Israel juga telah melancarkan serangan udara terhadap gudang senjata kimia di dalam wilayah Suriah, beserta lokasi pertahanan udara dan rudal. Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan, pada Selasa, Israel telah menghancurkan lokasi militer terpenting di Suriah dengan sekitar 250 serangan udara sejak jatuhnya rezim Assad.
Serangan Israel tersebut menargetkan bandara dan gudang, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan beberapa depot senjata dan amunisi.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar membenarkan serangan terbaru Israel itu. Ia mengatakan, Israel menyerang lokasi yang diduga memiliki senjata kimia dan roket jarak jauh di Suriah untuk mencegah jatuhnya fasilitas berbahaya itu ke tangan pihak yang bermusuhan dengan Israel.
Israel menyatakan pasukannya di zona penyangga di perbatasan Suriah hanya sementara.
Hubungan Iran dengan Suriah sudah terjalin hampir 50 tahun, sejak era Hafez al-Assad, ayah Bashar al-Assad. Ia mendukung Iran dalam perang delapan tahun dengan Irak.
Suriah menjadi satu-satunya negara yang menjadi bagian dari ”Poros Perlawanan” yang dijalin Iran untuk mengimbangi pengaruh AS dan Israel. Iran telah menjalankan strategi membangun ”Poros Perlawanan” selama puluhan tahun untuk melawan Israel.
Suriah menjadi rute utama pasokan logistik Iran melalui darat untuk mengangkut senjata dari Teheran ke Hizbullah di Lebanon. Sebagai balasannya, Iran mengirim penasihat-penasihat militer untuk mendukung rezim Assad selama perang saudara.
Beberapa jam setelah jatuhnya Assad pada Minggu (8/12/2024) pagi, Iran mengatakan, pihaknya mengharapkan hubungan dengan Damaskus akan terus berlanjut berdasarkan pendekatan yang berwawasan jauh dan bijaksana. Iran juga menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.
AFP/KHAMENEI.IR Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, 8 Mei 2022, menyapa Presiden Suriah Bashar al-Assad di Teheran.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif yang mewakili seluruh rakyat Suriah.
”Republik Islam Iran mendukung mekanisme internasional berdasarkan Resolusi PBB 2254 dalam proses politik di Suriah, seperti yang telah dilakukannya di masa lalu, dan terus terlibat secara konstruktif dengan PBB,” kata pernyataan Kemenlu Iran, seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA.
Pernyataan itu menekankan keamanan semua warga negara Suriah dan warga negara asing sesuai dengan hukum internasional. Iran juga menyerukan pentingnya perlindungan bagi mereka yang berada di tempat-tempat suci dan keagamaan.
Hubungan Rusia dengan Suriah dimulai sejak era Uni Soviet. Pada akhir Perang Dingin, Rusia melihat pemerintahan Assad sebagai sekutu penting di Timur Tengah. Hubungan erat Rusia-Suriah dapat memberikan penyeimbang terhadap kehadiran AS yang saat itu telah mengakar kuat di negara-negara Arab.
Selama perang saudara Suriah, Rusia mendukung Assad terus berkuasa. Rusia juga melihat pemimpin Suriah sebagai benteng melawan dari Al Qaeda dan NIIS.
Rusia menjual senjata kepada pemerintahan Assad, mengerahkan milisi dari kelompok Wagner Rusia, memperluas pangkalan angkatan lautnya di Tartus, Suriah, dan membuka pangkalan udara di dekat Damaskus.
Dengan jatuhnya rezim Assad, Rusia bisa kehilangan banyak pengaruhnya di Suriah. Namun, analis mengatakan, Rusia mungkin akan mencoba mempertahankan pangkalannya di Tartus.
AP Photo/Alexander ZemlianichenkoKapal rudal Rusia, Veliky Ustyug, berlayar dari Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Tartus, Suriah, menuju Laut Tengah, 26 September 2019.
Pangkalan di Tartus penting karena merupakan satu-satunya pangkalan di Laut Tengah bagi Armada Laut Hitam Rusia. Untuk itu, Rusia mengirim sinyal rekonsiliasi dengan kelompok-kelompok oposisi yang sekarang menguasai Suriah.
Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan, Moskwa telah menyatakan akan merespons keras setiap serangan terhadap pangkalan militernya di Suriah.
Suriah sekarang sedang menyaksikan era perubahan baru, fase sejarah baru dalam sejarahnya dan rakyat Suriah berharap untuk mendirikan negara yang bebas, setara, supremasi hukum, demokrasi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan suaka kepada Assad. Ia menolak mengomentari keberadaan Assad secara spesifik. Peskov juga mengatakan, Putin belum berencana untuk menemui Assad.
Hubungan AS-Suriah tidak pernah bersahabat. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1967 selama perang Arab-Israel. Selanjutnya, AS menempatkan Suriah dalam daftar negara sponsor terorisme pada tahun 1979.
Kepentingan utama AS di Suriah sekarang ini adalah agar NIIS tak bangkit lagi. Saat ini NIIS masih bercokol di wilayah timur laut dan tengah Suriah. Pada 2019, Presiden Trump menarik sebagian besar pasukan AS keluar dari Suriah.
Saat ini masih ada sekitar 1.000 anggota pasukan Operasi Khusus AS di Suriah. Mereka bekerja sama erat dan melatih pasukan Kurdi Suriah.
AFP/DELIL SOULEIMANTentara AS berpatroli dengan kendaraan lapis baja di dekat ladang minyak Rumaylan (Rmeilan) di wilayah yang dikontrol milisi Kurdi di Provinsi Hasakeh, Suriah timur laut, 5 Oktober 2020.
Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi bahwa AS telah melancarkan serangan udara di Suriah guna mencegah NIIS bangkit di tengah kekosongan kekuasaan yang terjadi saat penggulingan Assad.
Biden mengatakan, AS akan mendukung wilayah tersebut jika ada ancaman yang datang dari Suriah selama periode transisi ini. ”Kami memiliki pandangan yang jelas bahwa NIIS akan mencoba memanfaatkan kekosongan apa pun untuk membangun kemampuan kembali, untuk menciptakan tempat berlindung yang aman,” kata Biden. ”Kami tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Di sela-sela pertemuan tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin, Duta Besar Suriah untuk PBB Koussay Aldahhak mengatakan, sembari menunggu terbentuknya pemerintahan baru, Perwakilan Tetap Suriah di PBB telah menerima instruksi untuk melanjutkan peran mereka.
”Suriah sekarang sedang menyaksikan era perubahan baru, fase sejarah baru dalam sejarahnya dan rakyat Suriah berharap untuk mendirikan negara yang bebas, setara, supremasi hukum, demokrasi,” kata Aldahhak.
Diplomat AS dan Rusia yang mengikuti pertemuan itu mengatakan, DK PBB bersuara bulat menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Suriah. Sebuah pernyataan bersama terkait hal itu tengah disusun.
”Tidak seorang pun menduga pasukan Suriah akan jatuh seperti rumah kartu dan itu mengejutkan banyak orang,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood.
”Situasinya sangat tidak menentu, tetapi hampir semua orang berbicara tentang perlunya kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan Suriah dihormati, serta kekhawatiran tentang situasi kemanusiaan,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)
Bashar al-Assad telah lengser. Kelompok oposisi sedang memegang kendali Suriah. Rusia dan Iran telah kehilangan cantolan pengaruh di negara itu.
Namun, ketika rezim Assad sudah tumbang, mengapa Israel, Turki, dan Amerika Serikat masih terus melancarkan serangan udara ke sana. Kepentingan apa yang dimiliki negara-negara asing itu di Suriah?
Negara-negara besar selama berabad-abad bertempur guna mendapatkan pengaruh di wilayah yang kini dikenal sebagai Suriah itu. Secara geografis, posisi Suriah memang strategis. Letaknya berada di persimpangan di kawasan Timur Tengah, membentang dari Laut Tengah hingga Sungai Eufrat.
Dalam perang saudara di Suriah yang berlangsung selama 13 tahun, Iran, Rusia, dan kelompok Hizbullah dari Lebanon mendukung rezim Assad.
Sementara AS dan Turki mendukung berbagai kelompok oposisi lain yang banyak bermunculan di sana. Adapun Israel mempunyai kepentingan sendiri, yaitu melindungi diri dan dicurigai ingin memperluas wilayah kekuasaan.
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin gerakan oposisi dalam menggulingkan Assad, menghadapi tugas berat untuk membangun kembali dan menjalankan negara yang hancur oleh perang dengan korban hampir setengah juta warganya itu.
Suriah juga akan membutuhkan bantuan miliaran dollar AS karena ekonomi negara yang terpuruk.
AP PHOTO/GHAITH ALSAYEDLapangan Umayyah di pusat Damaskus saat warga Suriah mengibarkan bendera revolusi untuk merayakan hari kedua pengambilalihan kota oleh kelompok oposisi, Senin (9/12/2024).
Langkah pertama HTS dalam masa transisi ini adalah membebaskan para tahanan dari penjara-penjara rezim Assad, termasuk dari penjara Sednaya yang sering disebut sebagai rumah jagal manusia.
Pada Selasa (10/12/2024), Ahmed al-Sharaa, yang lebih dikenal sebagai Abu Mohammed al-Golani, pemimpin HTS, mengatakan bahwa otoritas yang baru akan mengumumkan daftar mantan pejabat senior yang terlibat dalam penyiksaan rakyat Suriah.
”Kami akan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberikan informasi tentang perwira tinggi militer dan keamanan yang terlibat dalam kejahatan perang,” kata Golani dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Rezim Assad, yang telah berkuasa sejak 1971, dikenal sebagai salah satu dinasti paling kejam di Timur Tengah. Ratusan ribu tahanan politik ditahan dalam kondisi yang mengerikan. Banyak tahanan dibunuh dalam eksekusi massal selama perang saudara.
Kini, setelah serangan kilat kelompok oposisi yang meruntuhkan pemerintahan Assad, negara-negara asing terus berebut pengaruh dalam era baru negara itu. Namun, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, langit Suriah kosong dari pesawat pengebom Suriah dan Rusia.
Pasca-Assad lengser, serangan dilancarkan terus oleh Israel, Turki, dan Amerika Serikat.
Turki memiliki dua kepentingan utama di Suriah, yaitu suku Kurdi dan isu pengungsi. Suriah timur adalah rumah bagi populasi etnis Kurdi yang cukup besar. Bagi Pemerintah Turki, kelompok ini dinilai sebagai ancaman karena dianggap bersekutu dengan kelompok separatis Kurdi di kawasan Turki sendiri.
Turki juga menampung hampir 4 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari penganiayaan rezim Assad. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin mereka keluar dari Turki dan kembali ke Suriah.
AFP/Ozan KOSESeorang bocah Suriah yang tinggal di Turki menunggu dengan barang-barangnya di gerbang perbatasan Cilvegozu sebelum memasuki Suriah di Distrik Reyhanli di Hatay, Senin (9/12/2024).
Ankara juga berjanji untuk membantu para migran Suriah di Turki. Sejak tergulingnya Assad, ratusan ribu pengungsi telah berkumpul di perbatasan Turki untuk kembali ke tanah air mereka.
Turki dulunya merupakan pusat Kekaisaran Ottoman yang wilayahnya mencakup sebagian besar Suriah. Selama perang saudara, Turki mendukung kelompok oposisi yang menguasai wilayah di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Salah satunya adalah HTS.
Tak jelas apakah Turki menyetujui serangan kelompok tersebut.
Hubungan terdekat Ankara dengan Damaskus adalah Tentara Nasional Suriah (SNA). Kelompok oposisi ini berfungsi hampir sebagai pasukan proksi bagi Turki. Di masa lalu, pimpinan kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka menerima dana dan senjata dari Ankara.
Sebagai balasannya, SNA mencegah suku Kurdi di Suriah mendekati perbatasan Turki. Saat HTS menguasai Damaskus, pertempuran berkobar antara SNA dan milisi Kurdi di Suriah timur laut, yang berpusat di kota Manbij. Kota Manbij dikuasai milisi Kurdi di dekat perbatasan dengan Turki. Milisi Kurdi didukung oleh AS.
Berbatasan langsung dengan Suriah sepanjang 911 kilometer, Turki adalah kekuatan asing dengan akses dan pengaruh terbesar di Suriah. Selepas Assad tumbang, ada kemungkinan serangan Turki terhadap milisi Kurdi di Suriah semakin besar. Begitu pula, peluang kembalinya para pengungsi Suriah dari Turki.
Turki telah menegaskan tidak akan membiarkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) serta Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengambil keuntungan dari situasi di Suriah saat ini.
AP PHOTO/POOL PHOTO/AHMAD AL-RUBAYEPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat berada di Baghdad, Irak, 22 April 2024.
Meskipun mendukung oposisi Suriah, Erdogan bersikeras bahwa Turki tidak berminat untuk memperluas jangkauannya ke Suriah. ”Turki tidak mengincar wilayah negara lain,” katanya.
”Satu-satunya tujuan operasi lintas batas kami adalah untuk menyelamatkan tanah air kami dari serangan teroris,” ujar Erdogan mengacu pada serangan yang menargetkan milisi Kurdi, Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang bermarkas di Suriah timur laut.
Kepentingan Turki di Suriah bersaing dengan kepentingan Israel. Namun, kedua negara telah menetapkan batas mereka.
Israel telah berperang tiga kali dengan Suriah. Mereka sekarang menguasai sebagian besar wilayah pegunungan di barat daya Suriah yang dikenal sebagai Dataran Tinggi Golan.
Aneksasi Israel di wilayah itu tak diakui oleh PBB dan komunitas internasional. Hanya AS, yang ditetapkan pada era Presiden Donald Trump, mengakui penguasaan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Selama perang saudara Suriah, Israel berkali-kali melancarkan serangan udara terhadap gudang senjata dan personel Iran dan Hizbullah di Suriah. Pada April 2024, misalnya, Israel mengebom gedung Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menewaskan pejabat senior militer dan intelijen Iran.
AFP/Menahem KAHANATentara Israel berjalan menaiki bukit di dalam zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari wilayah Suriah lainnya, Senin (9/12/2024), sesaat setelah Bashar al-Assad terguling di Suriah.
Dalam beberapa jam setelah jatuhnya rezim Assad, Israel mengerahkan pasukan ke Dataran Tinggi Golan dan maju melampaui zona demiliterisasi. Tindakan militer ini merupakan upaya pertama Israel memasuki wilayah Suriah secara terbuka sejak Perang Oktober 1973.
Israel juga telah melancarkan serangan udara terhadap gudang senjata kimia di dalam wilayah Suriah, beserta lokasi pertahanan udara dan rudal. Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan, pada Selasa, Israel telah menghancurkan lokasi militer terpenting di Suriah dengan sekitar 250 serangan udara sejak jatuhnya rezim Assad.
Serangan Israel tersebut menargetkan bandara dan gudang, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan beberapa depot senjata dan amunisi.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar membenarkan serangan terbaru Israel itu. Ia mengatakan, Israel menyerang lokasi yang diduga memiliki senjata kimia dan roket jarak jauh di Suriah untuk mencegah jatuhnya fasilitas berbahaya itu ke tangan pihak yang bermusuhan dengan Israel.
Israel menyatakan pasukannya di zona penyangga di perbatasan Suriah hanya sementara.
Hubungan Iran dengan Suriah sudah terjalin hampir 50 tahun, sejak era Hafez al-Assad, ayah Bashar al-Assad. Ia mendukung Iran dalam perang delapan tahun dengan Irak.
Suriah menjadi satu-satunya negara yang menjadi bagian dari ”Poros Perlawanan” yang dijalin Iran untuk mengimbangi pengaruh AS dan Israel. Iran telah menjalankan strategi membangun ”Poros Perlawanan” selama puluhan tahun untuk melawan Israel.
Suriah menjadi rute utama pasokan logistik Iran melalui darat untuk mengangkut senjata dari Teheran ke Hizbullah di Lebanon. Sebagai balasannya, Iran mengirim penasihat-penasihat militer untuk mendukung rezim Assad selama perang saudara.
Beberapa jam setelah jatuhnya Assad pada Minggu (8/12/2024) pagi, Iran mengatakan, pihaknya mengharapkan hubungan dengan Damaskus akan terus berlanjut berdasarkan pendekatan yang berwawasan jauh dan bijaksana. Iran juga menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.
AFP/KHAMENEI.IR Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, 8 Mei 2022, menyapa Presiden Suriah Bashar al-Assad di Teheran.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif yang mewakili seluruh rakyat Suriah.
”Republik Islam Iran mendukung mekanisme internasional berdasarkan Resolusi PBB 2254 dalam proses politik di Suriah, seperti yang telah dilakukannya di masa lalu, dan terus terlibat secara konstruktif dengan PBB,” kata pernyataan Kemenlu Iran, seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA.
Pernyataan itu menekankan keamanan semua warga negara Suriah dan warga negara asing sesuai dengan hukum internasional. Iran juga menyerukan pentingnya perlindungan bagi mereka yang berada di tempat-tempat suci dan keagamaan.
Hubungan Rusia dengan Suriah dimulai sejak era Uni Soviet. Pada akhir Perang Dingin, Rusia melihat pemerintahan Assad sebagai sekutu penting di Timur Tengah. Hubungan erat Rusia-Suriah dapat memberikan penyeimbang terhadap kehadiran AS yang saat itu telah mengakar kuat di negara-negara Arab.
Selama perang saudara Suriah, Rusia mendukung Assad terus berkuasa. Rusia juga melihat pemimpin Suriah sebagai benteng melawan dari Al Qaeda dan NIIS.
Rusia menjual senjata kepada pemerintahan Assad, mengerahkan milisi dari kelompok Wagner Rusia, memperluas pangkalan angkatan lautnya di Tartus, Suriah, dan membuka pangkalan udara di dekat Damaskus.
Dengan jatuhnya rezim Assad, Rusia bisa kehilangan banyak pengaruhnya di Suriah. Namun, analis mengatakan, Rusia mungkin akan mencoba mempertahankan pangkalannya di Tartus.
AP Photo/Alexander ZemlianichenkoKapal rudal Rusia, Veliky Ustyug, berlayar dari Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Tartus, Suriah, menuju Laut Tengah, 26 September 2019.
Pangkalan di Tartus penting karena merupakan satu-satunya pangkalan di Laut Tengah bagi Armada Laut Hitam Rusia. Untuk itu, Rusia mengirim sinyal rekonsiliasi dengan kelompok-kelompok oposisi yang sekarang menguasai Suriah.
Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan, Moskwa telah menyatakan akan merespons keras setiap serangan terhadap pangkalan militernya di Suriah.
Suriah sekarang sedang menyaksikan era perubahan baru, fase sejarah baru dalam sejarahnya dan rakyat Suriah berharap untuk mendirikan negara yang bebas, setara, supremasi hukum, demokrasi.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan suaka kepada Assad. Ia menolak mengomentari keberadaan Assad secara spesifik. Peskov juga mengatakan, Putin belum berencana untuk menemui Assad.
Hubungan AS-Suriah tidak pernah bersahabat. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1967 selama perang Arab-Israel. Selanjutnya, AS menempatkan Suriah dalam daftar negara sponsor terorisme pada tahun 1979.
Kepentingan utama AS di Suriah sekarang ini adalah agar NIIS tak bangkit lagi. Saat ini NIIS masih bercokol di wilayah timur laut dan tengah Suriah. Pada 2019, Presiden Trump menarik sebagian besar pasukan AS keluar dari Suriah.
Saat ini masih ada sekitar 1.000 anggota pasukan Operasi Khusus AS di Suriah. Mereka bekerja sama erat dan melatih pasukan Kurdi Suriah.
AFP/DELIL SOULEIMANTentara AS berpatroli dengan kendaraan lapis baja di dekat ladang minyak Rumaylan (Rmeilan) di wilayah yang dikontrol milisi Kurdi di Provinsi Hasakeh, Suriah timur laut, 5 Oktober 2020.
Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi bahwa AS telah melancarkan serangan udara di Suriah guna mencegah NIIS bangkit di tengah kekosongan kekuasaan yang terjadi saat penggulingan Assad.
Biden mengatakan, AS akan mendukung wilayah tersebut jika ada ancaman yang datang dari Suriah selama periode transisi ini. ”Kami memiliki pandangan yang jelas bahwa NIIS akan mencoba memanfaatkan kekosongan apa pun untuk membangun kemampuan kembali, untuk menciptakan tempat berlindung yang aman,” kata Biden. ”Kami tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Di sela-sela pertemuan tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin, Duta Besar Suriah untuk PBB Koussay Aldahhak mengatakan, sembari menunggu terbentuknya pemerintahan baru, Perwakilan Tetap Suriah di PBB telah menerima instruksi untuk melanjutkan peran mereka.
”Suriah sekarang sedang menyaksikan era perubahan baru, fase sejarah baru dalam sejarahnya dan rakyat Suriah berharap untuk mendirikan negara yang bebas, setara, supremasi hukum, demokrasi,” kata Aldahhak.
Diplomat AS dan Rusia yang mengikuti pertemuan itu mengatakan, DK PBB bersuara bulat menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Suriah. Sebuah pernyataan bersama terkait hal itu tengah disusun.
”Tidak seorang pun menduga pasukan Suriah akan jatuh seperti rumah kartu dan itu mengejutkan banyak orang,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood.
”Situasinya sangat tidak menentu, tetapi hampir semua orang berbicara tentang perlunya kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan Suriah dihormati, serta kekhawatiran tentang situasi kemanusiaan,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)